Contoh Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam Bidang Teknik Sipil
PENGGUNAAN METODE ANALYTIC HIERARCHY
PROCESS DALAM MENGANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA KE
KAMPUS
1.
METODOLOGI
PENELITIAN
Sebagai studi kasus, dilakukan pengumpulan data tentang
nilai kepentingan faktor-faktor yang berpengaruh dalam hal melakukan
perjalanan ke kampus dengan cara wawancara berkuisioner, sebanyak 30 responden.
Responden dipilih secara acak sederhana dari data mahasiswa UK Petra. Data
tersebut berupa data perbandingan berpasangan dengan skala 1 – 9. Data-data
yang terkumpul tersebut diolah dengan metode AHP yang pengolahannya menggunakan
program Expert Choice.
Data tersebut sebelumnya diuji terlebih dahulu inconsistency
ratio-nya (CR) yaitu data yang CR-nya kurang dari 10% yang dianggap konsisten.
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, dilakukan analisa sensitivitas terhadap
prioritas pemilihan alternatif moda yang ada. Analisa sensitivitas ini
dilakukan dengan cara trial dan error pada masing-masing faktor. Dengan cara
ini dapat dilihat kecenderungannya sehingga dapat diketahui pengaruhnya
terhadap pergeseran prioritas pemilihan alternatif moda.
Merujuk kembali ke gambar 1, diperlihatkan faktor-faktor dan
alternatif-alternatif yang tersusun dalam struktur hirarki. Sebagai tujuan,
adalah pemilihan moda pada level 3. Level 1 menyatakan tujuan, sedangkan level
2 menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor yang berpengaruh
dapat dijelaskan sbb.:
1)
Faktor Aman
Menunjukkan keamanan dari gangguan selama perjalanan, yaitu
rasa aman dari adanya tindakan kriminalitas, keselamatan dari resiko kecelakaan
dan dari gangguan lingkungan sekitar yaitu gangguan sebelum dan sesudah
melakukan perjalanan.
2)
Faktor Nyaman
Merujuk kepada fasilitas yang tersedia selama dalam
perjalanan, misalnya perlindungan dari cuaca, tersedianya fasilitas AC, tempat
duduk yang nyaman, privasi dari orang lain (yaitu kebebasan untuk melakukan
segala sesuatu selama dalam perjalanan) dan suasana tenang selama perjalanan.
3)
Faktor Biaya
Meliputi semua biaya langsung yang dikeluar-kan untuk
melakukan perjalanan, misalnya biaya bahan bakar minyak dan ongkos untuk
angkutan umum, biaya parkir kendaraan, dan lain-lain. Biaya tidak termasuk
modal pembelian mobil, dan pemeliharaan.
4)
Faktor Waktu
Menyatakan lama waktu untuk melakukan perjalanan, yang di
dalamnya mengandung sub faktor ketepatan waktu sampai tujuan, kelancaran selama
perjalanan dan kebebasan melakukan perjalanan kapan saja.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang ber-pengaruh serta bobotnya,
diharapkan dapat dianalisa program-program yang bertujuan untuk mengurangi
kebutuhan lahan parkir di UK Petra.
2.
ANALISA
PEMILIHAN MODA
Dari analisa AHP yang dilakukan, seperti ditunjukkan dalam
gambar 2, responden menganggap faktor aman sebagai prioritas utama, yaitu 49,3%
atau dua kali lebih penting dari faktor waktu, dan empat kali lebih penting
dari faktor biaya dan kenyamanan. Analisa AHP mengetahui prioritas pemilihan
alternatif moda berdasarkan semua pertimbang-an faktor yang dipilih.
Untuk prioritas pemilihan alternatif berdasarkan faktor
keamanan ini saja, responden lebih menyukai jalan kaki dari pondokan sebagai
pemilihan alternatif moda yaitu 31,8%. Sedangkan untuk urutan prioritas
terakhir yang menjadi pilihan responden adalah angkutan umum (4,2%), berarti
pemilihan jalan kaki dari pondokan hampir 8 kali pemilihan angkutan umum.
Ditinjau dari faktor kenyamanan saja, mobil pribadi menjadi
prioritas utama oleh responden dalam pemilihan alternatif moda yaitu sebesar
33,8%. Sedangkan angkutan umum mempunyai bobot paling kecil yaitu 3,5%. Berarti
pemilihan mobil pribadi 10 kali pemilihan angkutan umum.
Sedangkan ditinjau dari faktor waktu saja, jalan kaki dari
pondokan dinilai oleh responden sebagai alternatif favorit yaitu sebesar 38,4%,
sedangkan angkutan umum merupakan pilihan terakhir responden dalam melakukan
perjalanan ke kampus sebesar 3,6%. Jadi pemilihan jalan kaki dari pondokan 11
kali pemilihan angkutan umum.
Alternatif
jalan kaki dari pondokan merupakan alternatif terpenting bagi responden dalam
hal melakukan perjalanan ke kampus. Hal ini dikarenakan dari berbagai faktor
perjalanan, alternatif jalan kaki dari pondokan mempunyai kelebihan seperti
waktu tempuh yang singkat, biaya perjalanan yang murah, dan tingkat keamanan
yang cukup baik.
Pemilihan
mobil pribadi dan carpool dinilai mempunyai prioritas yang hampir sama dalam
hal melakukan perjalanan ke kampus, disebab-kan adanya faktor waktu dan
kenyamanan yang menunjang pemilihan mobil pribadi sedangkan untuk pemilihan
carpool ditunjang adanya faktor keamanan dan biaya yang dinilai lebih aman dan
murah oleh responden daripada mobil pribadi.
Untuk
pemilihan angkutan kampus yang pada kenyataannya belum ada, responden diberi
gambaran berupa mini bus kampus dengan fasilitas AC, tempat duduk yang cukup
bersih dan nyaman, dan rute perjalanan yang disesuai-kan dengan jam kuliah dan
tempat tinggal responden. Ternyata responden cukup menang-gapi adanya mini bus
kampus tersebut, karena dianggap cukup aman dan cukup murah.
Sedangkan
angkutan umum menjadi pilihan terakhir bagi responden dalam hal melakukan
perjalanan ke kampus. Hal ini disebabkan situasi yang kurang aman, kenyamanan
yang kurang, waktu yang tidak efisien dan biaya perjalanan yang cukup tinggi.
3.
ANALISA
SENSITIVITAS
Untuk
menerapan kebijakan yang sesuai dengan tujuan maka dilakukan analisa
sensitivitas AHP terhadap masing-masing faktor dari setiap moda yang diteliti.
Model (3) hingga (8) merupakan model analisa AHP yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui kecenderungan pemilihan masing-masing moda berdasarkan perubahan
setiap faktornya.
YCP = 0.198 AMAN +
0.228 NYAMAN + 0.107 BIAYA + 0.088 WAKTU
YAK = 0.172 AMAN +
0.096 NYAMAN + 0.120 BIAYA + 0.051 WAKTU
YAU = 0.045 AMAN +
0.035 NYAMAN + 0.096 BIAYA + 0.036 WAKTU
YSM = 0.087 AMAN +
0.096 NYAMAN + 0.228 BIAYA + 0.248 WAKTU
YKO = 0.318 AMAN +
0.202 NYAMAN + 0.401 BIAYA + 0.383 WAKTU
Dimana,
Yi : Persentase
dari alternatif moda i
MP : Mobil pribadi
CP : Carpool
AK : Angkutan kampus
AU : Angkutan umum
SM : Sepeda
motor
KO : Jalan kaki dari pondokan
AMAN, NYAMAN, BIAYA, WAKTU :Besarnya persentase dari
masing-masing faktor
Berdasarkan
rumus yang diperoleh maka dilakukan analisa sensitivitas yaitu dengan mengubah
bobot nilai masing-masing faktor sehingga didapat perubahan bobot nilai
masing-masing moda.
Tabel 1. Perubahan Faktor Aman
Terhadap Pemilihan Alternatif Moda
Pada tabel
1 dinyatakan hasil analisa sensitivitas terhadap faktor aman dimana dilakukan
pengurangan bobot nilai faktor aman dalam arti keamanan ditingkatkan sehingga
faktor aman tidak menjadi prioritas utama. Untuk setiap pengurangan sebesar 10%
faktor aman, terdapat peningkatan sebesar 0,11% pada moda mobil pribadi,
sedangkan angkutan kampus mengalami penurunan sebesar 0,94%. Disini terlihat
bahwa angkutan kampus dianggap cukup aman oleh responden.
Pada tabel 2 dapat diketahui perubahan bobot nilai
masing-masing moda, bila dilakukan analisa sensitivitas pada faktor waktu. Jika
faktor waktu ditingkatkan kepentingannya, misal disiplin terhadap ketepatan
waktu ditingkatkan, maka pemilihan mobil pribadi cenderung meningkat.
Untuk setiap peningkatan 10% terhadap faktor waktu
menyebabkan peningkatan pada pemilihan mobil pribadi sebesar 0,12%. Sedangkan
untuk angkutan kampus mengalami penurunan sebesar 1,03%.
Penurunan bobot nilai pada angkutan kampus menggambarkan
bahwa moda tersebut dianggap kurang baik dari segi waktu. Kebijakan yang dapat
diambil sehubungan dengan analisa diatas adalah : adanya tempat-tempat
pemberhentian untuk angkutan kampus yang jelas dan teratur, disiplin terhadap
waktu keberangkatan, rute perjalanan yang banyak sehingga mudah dicapai oleh
responden sehingga dapat meningkatkan pemilihan alternatif angkutan kampus.
Tabel 3 menunjukkan hasil analisa sensitivitas terhadap
faktor biaya. Untuk setiap 10% peningkatan nilai faktor biaya secara umum,
dapat mengakibatkan penurunan terhadap pemilihan mobil pribadi, yaitu sebesar
1,60% dan 0,09% pada angkutan kampus.
Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
mengurangi kebutuhan akan lahan parkir yang berarti usaha untuk mengurangi
pemilihan mobil pribadi dan mau beralih ke alternatif moda angkutan kampus,
maka dapat dibuat suatu kebijakan, yaitu : meningkatkan tarif parkir untuk
mobil pribadi
Hasil analisa sensitivitas terhadap faktor nyaman,
dinyatakan dalam tabel 4. Perubahan kepentingan faktor kenyamanan dilakukan
angkutan kampus misalnya dengan peningkatan fasilitas pada angkutan kampus.
Untuk setiap pengurangan 10% (peningkatan fasilitas angkitan kampus 10%),
pemilihan moda mobil pribadi mengalami penurunan yaitu sebesar 1.72%. Sedangkan
pemilihan moda angkutan kampus mengalami kenaikan sebesar 0.22%.
Melihat
kenyataan di atas dapat diambil suatu kebijakan yang dapat mengurangi pemilihan
mobil pribadi, seperti: menyediakan fasilitas musik atau televisi sehingga
membuat responden lebih dapat menikmati perjalanan.
Dari
analisa sensitivitas berdasarkan keempat faktor diatas dapat dilihat bahwa
untuk mengalihkan pemilihan mobil pribadi ke angkut-an kampus perlu dibuat
kebijakan-kebijakan seperti : peningkatan biaya parkir pada mobil pribadi,
penambahan fasilitas musik/televisi pada angkutan kampus, dan pengaturan rute
perjalanan, waktu keberangkatan yang teratur pada angkutan kampus.
4.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan
pembahasan dan analisa diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan moda untuk
berangkat kuliah adalah faktor keamanan dan faktor waktu yaitu sebesar 49,3%
dan 27,3%.
2) Ditinjau dari segi perjalanan ke kampus, alternatif jalan
kaki dari pondokan merupa-kan alternatif yang terbaik dan yang paling diminati
oleh responden, yaitu sebesar 33,2%.
3) Peningkatan keamanan secara menyeluruh akan lebih
meningkatkan pemakaian mobil pribadi, yaitu untuk setiap perubahan 10%
pemilihan moda mobil pribadi meningkat sebesar 0,11%, sedangkan angkutan kampus
mengalami penurunan sebesar 0,94%.
4) Peningkatan kenyamanan pada angkutan kampus seperti
penambahan fasilitas musik/ televisi, akan meningkatkan probabilitas pemilihan
moda tersebut. Sehingga dapat mengurangi probabilitas pemilihan mobil pribadi,
yaitu untuk setiap peningkatan faktor kenyamanan sebesar 10% akan mengurangi
pemilihan moda mobil pribadi sebesar 1,72%. Sedangkan angkutan kampus mengalami
kenaikan sebesar 0,22%.
5) Peningkatan faktor biaya sebesar 10% dapat mengurangi
pemilihan moda mobil pribadi sebesar 1,60%. Kebijakan yang dapat diambil
sehubungan dengan peningkatan faktor diatas adalah dengan menaikkan tarif
parkir untuk mobil pribadi.
6) Peningkatan bobot nilai pada faktor waktu yang berarti
responden semakin mementing-kan ketepatan waktu, kelancaran dalam perjalanan
dan kebebasan berkendara kapan saja, akan semakin meningkatkan pemilihan moda
mobil pribadi sebesar 0,12%. Sedangkan angkutan kampus mengalami penurunan
sebesar 1,03%, hal ini menunjukkan bahwa moda tersebut dianggap kurang baik
dari segi waktu sehingga kebijakan yang dapat diambil untuk mengantisipasinya
adalah disiplin terhadap waktu keberangkatan, adanya rute perjalanan yang jelas
dan teratur untuk angkutan kampus.
7) Mengingat penggunaan mobil pribadi yang semakin banyak
jumlahnya, maka disarankan untuk meningkatkan tarif parkir khusus untuk mobil
pribadi, sehingga dapat mengurangi penggunaan mobil pribadi.
8) Untuk pengadaan angkutan kampus perlu lebih diperhatikan
pengaturan rute-rute perjalanan yang jelas dan teratur sehingga ketepatan waktu
terjamin, sehingga dapat meningkatkan pemilihan moda tersebut.
9) Mengingat jalan kaki dari pondokan merupakan alternatif
terbaik, maka disaran-kan untuk pengadaan asrama kampus.
Source:
Teknomo,
Kardi.,Siswanto, Hendro., & Sebastianus Ari Yudhanto. PENGGUNAAN
METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
DALAM MENGANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA KE KAMPUS,
[pdf], ced.petra.ac.id/index.php/civ/article/download/15505/15497, (Diakses
tanggal 11 Maret 2017 )
Komentar
Posting Komentar