17-an Still Exist
Bisa
dikatakan seperti itu karena acara yang bisaa diadakan untuk memperingati hari
ulang tahun Indonesia ini masih banyak diselenggarakan di berbagai daerah di
Indonesia. Acara 17-an ini identic dengan lomba-lomba tradisional seperti, balap
karung, lomba makan kerupuk, panjat pinang, dan lainnya. Bisaanya diakhir acara
banyak hadiah-hadiah yang diperuntukkan bagi pemenang lomba.
Tidak
disemua daerah mengadakan acara ini, ada beberapa daerah tertentu yang tidak
mengadakan 17-an ini bisaanya karena factor ‘Malas’ dan tidak adanya minat
masyarakat lagi dalam memeriahkan hari jadi Indonesia tersebut.
Sebagai
contoh saya ambil dari daerah tempat saya tinggal. Disini dalam kurung waktu
sekitar 2009-2014 atau hampir 5 tahun sepi akan perayaan 17 agustus-an. Pertama
mungkin karena waktu itu bertepatan dengan bulan ramadhan. Tetapi tahun
berikutnya karena tidak adanya warga yang mau bersuara untuk mengajak
warga-warga lain mengadakan acara tersebut akhirnya tidak dilaksanakan
peringatan 17-an. Padahal di daerah saya ini termasuk daerah yang setiap
tahunnya selalu mengadakan acara 17-an. Banyak wakga yang bertanya kenapa 17-an
ini ngga diadakan lagi? Apa karna sudah tidak ada yang berminat untuk
mengadakan?
Dan
akhirnya pada tahun 2015 lalu, ada seorang warga yang berinisiatif untuk
mengadakan acara 17-an kembali. Kali ini beliau membuat ide-ide bagus untuk
mengisi acara tersebut dan membuat proposal pengajuan anggaran kepada ketua RT
setempat untuk mengadakan acara 17-an itu lagi yangakhirnya mendapatkan respon
sangat bagus dari warga.
Ada
yang berbeda pada peringatan 17-an kali ini. Bisaanya dalam pengadaan acara
hanya melibatkan ketua RT beserta jajarannya ataupun orang-orang dewasa sebagai
panitia, tetapi kali ini beliau mengajak para remaja untuk ikut andil sebagai
panitia dan peserta lomba juga.
Serangkaian acara 17-an
sudah sukses dilaksanakan, namun masih banyak yang harus dievaluasi dalam acara
tersebut. Seperti sedikitnya remaja yang mau ikut serta sebagai panitia ataupun
peserta lomba.
Dari
kejadian tersebut dapat diartikan bahwa budaya yang sudah melekat dalam diri
kita memang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Banyak cara yang dapat diambil
untuk mengembalikan budaya tersebut. Yang paling sederhana adalah adanya
kesadaran dari diri sendiri untuk terus melestarikan budaya Indonesia termasuk
kepada generasi-generasi muda agar bisa terus menikmati budaya 17 Agustusan.
Kalau bukan kita siapa lagi?
Komentar
Posting Komentar