Studi Kasus Penentuan Jarak Terpendek
Berikut merupakan contoh studi kasus dalam pengambilan jarak terpendek
PENCARIAN SPBU TERDEKAT DAN PENENTUAN JARAK
TERPENDEK MENGGUNAKAN
ALGORITMA DIJKSTRA
(STUDI KASUS DI KABUPATEN
JEMBER)
Windi Eka Yulia R.,
Dwiretno Istiadi, Abdul Roqib
Abstrak—Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) untuk umum
merupakan prasarana yang disediakan PT Pertamina
untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar. Prasarana ini cukup penting di semua
kota, salah satunya Jember. Akses informasi letak dan fasilitas SPBU di
Kabupaten ini masih sangat sulit didapatkan. Penelitian ini membahas tentang
pemetaan lokasi, pencarian lokasi, dan penentuan jalur terpendek untuk mencapai
lokasi SPBU tersebut. Pencarian SPBU terdekat pada penelitian ini menggunakan
algoritma Dijkstra. Hasil pengambilan data didapatkan 33 SPBU yang menjual
premium dan bio solar di Kabupaten Jember. Pencarian SPBU terdekat dipengaruhi
oleh kriteria, cost, dan reverse _cost. Dimana untuk jalan satu
arah diberikan nilai reverse _cost sebesar 1000000, sehingga jalan ini
tidak akan pernah dipilih. Algoritma dijkstra sangat sesuai dan mudah digunakan
pada studi kasus di penelitian ini. Penerapan algoritma dijkstra telah
merekomendasikan jalur terpendek jarak tempuh guna memberikan efisiensi
penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor.
Kata Kunci : SPBU,
Algoritma Dijkstra dan jalur terpendek
I. PENDAHULUAN
Kabupaten
Jember merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Timur yang memiliki
peningkatan perkembangan pembangunan yang sangat pesat [1]. Salah satunya
adalah pembangunan infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Peran dari SPBU tersebut tidak kalah penting fungsinya seperti infrastruktur
penting lainnya yang ada di Kabupaten Jember. Keberadaan SPBU sangat penting
karena dapat melayani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar kendaraan
bermotor.
Kabupaten
Jember merupakan salah satu destinasi kota yang banyak objek wisatanya [2],
sehingga tidak sedikit para wisatawan dari luar
kota berdatangan dengan tujuan berwisata. Kota
Jember juga merupakan akses utama jalur mudik karena Kabupaten Jember merupakan
salah satu pusat regional di kawasan tapal kuda, sehingga banyak pengendara
kendaraan bermotor yang dari luar kota bepergian ke kota Jember baik untuk
berkunjung ataupun berwisata. Di luar kota pengendara biasanya tidak begitu
mengetahui letak SPBU, sehingga mereka kesulitan dalam menentukan harus ke mana
dan melewati jalur mana yang lebih dekat untuk menuju SPBU.
Pada
[2] dijelaskan bahwa sistem informasi geografis berbasis web dapat mempermudah
pengguna mengakses informasi lokasi SPBU dimana saja dan kapan saja serta dapat
membantu pengguna dalam menentukan letak SPBU baru yang strategis . Rute terpendek juga pernah
menjadi konsen penelitian Sofyan Arifianto [4]. Pada penelitian ini
diaplikasikan penentuan rute terpendek pada jaringan multi moda transportasi
umum menggunakan algoritma dijkstra. Algoritma dijkstra dianggap cocok karena
mudah digunakan oleh user dalam penggunaannya hanya dengan menentukan titik
awal dan titik tujuan.
Berdasarkan referensi penelitian yang telah ada dapat
diketahui bahwa algoritma dijkstra sesuai untuk pencarian jarak terpendek. Pada
penelitian ini, akan diterapkan algoritma dijkstra untuk mencarian SPBU
terdekat dan penentuan jarak terpendek di Kabupaten Jember . Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi letak SPBU dan merekomendasikan
jalur terpendek jarak tempuh guna memberikan efisiensi penggunaan bahan bakar
kendaraan bermotor.
II. METODOLOGI ATAU TEORI
Penelitian
ini dimulai dari pengumpulan data dan pemetaan lokasi SPBU di Kabupaten Jember
. Data lain yang dibutuhkan adalah data jalan, persimpagan, dan info jalur satu
arah. Data tersebut akan digunakan untuk penggambaran peta lokasi SPBU.
Pencarian data yang dibutuhkan sebagian besar adalah data spatial, sehingga
dibutuhkan GPS, metode tracking, dan wawancara kepada pemilik/karyawan SPBU.
Data jalan di Indonesia yang didapat dari google dapat dilihat pada gambar 1.
Data tersebut akan dilakukan proses intersection dengan data batas wilayah
Kabupaten Jember yang ada di gambar 2. Hasil intersection dari kedua data adalah
data jalan yang ada di Kabupaten Jember, dapat dilihat pada gambar 3.
Data spatial yang didapat akan digunakan untuk proses
intersection dengan data jalan yang ada di Indonesia. Hasil proses tersebut
akan didapat data jalan yang ada di Kabupaten Jember saja. Data atribut yang
berupa nilai kriteria, cost, dan reverse _cost akan digunakan dalam perhitugan
algoritma Dijkstra untuk mendapatkan jalur terpendek
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pencarian
SPBU terdekat pada penelitian ini dimulai dengan menghitung jarak user ke
masing-masing SPBU. Perhitungan jarak dilakukan oleh sistem dengan memilih
posisi user pada peta. Perhitungan jarak ini akan menghasilkan rekomendasi SPBU
terdekat dari posisi user. Proses ini membutuhkan beberapa parameter, yaitu
parameter geometry awal dalam hal ini adalah posisi user dan geometry akhir
dalam hal ini adalah posisi SPBU terdekat.
Perhitungan
SPBU terdekat pada penelitian ini dapat diberikan 1 contoh kasus detail.
Langkah pertama adalah penentuan posisi user dan posisi SPBU terdekat
Langkah kedua posisi geometry user
dan SPBU dibandingkan unntuk mendapat jaraknya. Dari hasil perbandingan tersebut akan
dilakukan perhitungan jalur terpendek. Perhitungan ini dilakukan dengan
meenghitung panjang pada masing-masing jalan. Pada penelitian ini, setiap
persimpangan jalan yang ada adalah vertex. Parameter yang harus diperhatikan
adalah jenis kendaraan apa yang digunakan oleh user dan arah jalur pada jalan
tersebut. Jenis kendaraan diperlukan untuk mencari jalan terdekat yang sesuai
dengan kendaraan user. Beberapa jalan hanya bisa dilalui oleh sepeda motor,
sehingga jalan tersebut tidak akan dipilih ketika user menggunakan mobil.
Langkah berikutnya adalah
perhitungan jalur terpendek dengan menggunakan algoritma Dijkstra . Perhitungan
ini dapat dilakukan dengan representasi graph. Jalan antara user dengan SPBU
digambarkan dengan edge, sedangkan setiap persimpangan akan digambarkan dengan
vertex. Hasil perhitungan dari algoritma dijkstra telah
diimplementasikan kedalam sistem pada penelitian ini. Hasil yang ditampilkan
sistem dengan contoh kasus ini telah sesuai dengan perhitungan manual algoritma
dijkstra. Untuk menguji ketepatan
perhitungan dan implementasi algoritma dijkstra , penentuan jalur terpendek
juga dihitung dengan menggunakan software lain yaitu QuantumGIS. Hal ini
dilakukan untuk melihat apakah jalur yang dihasilkan sudah benar. Dari hasil
perbandingan didapatkan hasil bahwa jalur yang telah diperoleh sama dengan
perhitungan QuantumGIS.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari
penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa yaitu :
1. Hasil
pengambilan data pemetaan SPBU di Kabupaten Jember didapatkan 33 SPBU dimana
semua SPBU menjual bahan bakar premium dan bio solar. Dari 33 SPBU tersebut 19
menjual pertamax, 7 menjual pertamax dex, dan 6 menjual keduanya.
2. Hasil
perhitungan jarak terpendek dalam pencarian SPBU dipengaruhi oleh nilai
kriteria, cost, dan reverse _cost. Sedangan nilai waktu tempuh didapat dari
perhitungan jarak dibagi dengan kecepatan.
3. Identifikasi
jalan satu arah dilakukan dengan memberikan nilai reverse _cost sebesar
1000000. Nilai
ini diberikan agar pada saat perhitungan, jalan ini mempunyai nilai yang tinggi
dibandingkan jalan lain. Sehingga jalan ini tidak akan pernah dipilih.
4. Penentuan
jalan yang diambil oleh sistem juga ditentukan oleh jenis kendaraan yang
digunakan oleh user. Pada penelitian ini yang diambil adalah mobil dan sepeda
motor.
source:
Komentar
Posting Komentar